Semoga Menyenangkan

Kamis, 24 Februari 2011

Terimakasih Ku

Pagi itu ku terbagun tersentak dengan seruan mu ya Allah, ku sujut kan tubuh ini menghadapmu dalam keheningan pagi di suatu daerah ranah minang ini, hari itu terasa beda dari hari-hari yang telah kulalui karna pastinya hari itu lebih baik dari hari-hari sebelumnya, sebelum hari itu sudah kurencanakan untuk berangkat ke padang kota yg dibilang kota tercinta namun waktu keberangkatannya pagi menjelang siang tepatnya, bersiap-siap ku ingin berangkat maka pakaian juga kumasukkan dalam tas yang akan ku bawa helei demi helai, kutunngu mobil di ditepi jalan yang biasa tempat ku ingin pulang ke padang pada waktu-waktu sebelumnya, namun pagi itu penantiannya cukup lama tapi disanalah mulai cerita yang memberi nilai serta makna yang berhaga dalam diri ini, telah lama menanti maka mobil itu pun datang juga, maklum mobil yang kunanti mobil yang dibilang sederhana sekali ongkosnyapun sederhana juga, maka akupun berangkat dengan mobil itu, perjalanan inilah yang membuat hatiku lebih bermakna yang aku sendiri belum tau sebelumnya,namun sebelum aku menaiki mobil itu penumpangnya sudah banyak juga.

 Tak beberapa lama perjalanan mobil yang aku tumpangin itu mengalami kebocoran banen dan mobil itu pun singga sejenak didermaga yang bertulis (tempat tambal ban/banen) dan supirnyapun memberhentikan mobilnya lalu memperbaik banen tersebut, selang waktu tak beberapa lama sebelum benen itu siap untuk diperbaiki maka mobil itu dinaiki olah anak kecil(sebut saja teman kecil) jumlahnya 2 orang entah dari mana datangnya akupun tak tahu dan teman-teman kecil tadi duduk di kursi bagian samping dibelakang ku, akupun melihatnya sejenak anak-anak itu beda dari anak-anak kebanyakan.

Tak beberapa lama setelah itu mobilnya selesai diperbaiki dan kamipun memulai lagi perjalanan menuju kota padang maka perjalanan pun dimulai. mobiil itu perlahan demi perlahan mendapatkan penumpang tambahan satu persatu sehingga kursipun penuh. selang tak beberapa lama kurang lebih 1 jam dari keberangkatan ku tadi, kamipun mengalami kemacetan hingga 4 jam lamanya karna jalan yang akan kami lewati mengalami kerusakan yang cukup parah, perjalanan yang biasanya ditempun kurang lebih hanya 4 jam dan kini terasa jauh lebih lama bahkan 2 kali lipat dari sebelumnya. >Tempat kami mengalami kemacetan ini tidak satupun orang yang menjual makanan, minuman atau jajanan-jajanan lainnya. kami seisi mobil itu hanya bisa menunggu dan menunggu sampai jalan itu siap diperbaiki termasuk teman kecil yang semobil dengan ku tadi. waktu luhur telah masuk maka kamipun melakukan kewajiban kami. alhamdulillah pada tempat kami menggalami kemacetan ini ada sebuah pondok kecil serta boleh dibilang sangat kecil sekali dan hanya beralaskan tanah, disampingnyapun ada air yang mengalir untuk berwhuduk maupun mencucimungka.

Satu persatu dari kami berwhuduk dan melakukan shalat pada pondok kecil itu, namun syukurlah ada juga karung bekas yang tersangkut dipondok itu maka dijadikanlah sebagai tempat alas shalat, walau tak semua dari kami yang melakukannya. Selesai melakukan kewajiban kami entah kenapa ada yang aneh dan berbeda, Maklum waktu yang cukup lama perut ku ini sudah beda rasanya dari saat keberangkatan tadi tapi bukan aku saja penompang-penompang yang lainnya seisi mobil itu juga merasakan hal yang sama. Setelah menunggu cukup lama maka jalan itu selesai juga diperbaiki dan mobil yang kami tompangin itu melanjutkan perjalannya. Selang beberapa lama sopirnya memberhentikan mobil pada rumah makan dan setiap penompang turun satu persatu hendak mau makan.

 Ada yang udah masuk duluan, ada juga yang cuci mungka sebelum makan namuni teman kecil yang semobil dengan ku tadi hendak mau makan juga dan ia bertanya pada bos rumah makan tadi “ pak, bara makan sapiriang pak (berapa makan disini 1 piring pak) bapak itu mejawab 13.000 nak dan merekapun terdiam lalu berjalan beberapa langkah teman kecil tadi pun berbicara maha bana ma indak usah se awak makan lai (mahal betul tak usah aja kita maka lagi) mungkin karna uangnya tak mencukupi. Tapi aku persis dibelakangnya waktu itu, ucapannya, apa yang dia tannya aku dengar semua. Akupun bertanya bara pitih apo indak cukuik (berapa uangmu apakah tidak cukup) teman kecil itu diam akupun melihatnya, mata yang kulihat mata yang penuh dengan kesedihan padahal dia masih kecil dimatannya tergambar kegembiraan yang seharusnya dia dapat malah terenggut dengan keadan , baju yang mereka pakai rusuh , robeg dan emang beda dari anak –anak sebahagian.

Akupun mencoba memberikan sebahagiaan dari haknya yang ditipkan padaku, menatap dan mendengar ucapannya tadi hati ini teriris. Kamipun masuk dan makan, walau aku duduk dengannya tak sama karna meja tempat duduk ku penuh dan ia berdua berada di meja sebalah ku, teman kecil itu makan dengan lahapnya aku melihat sejenak mencoba merasakan apa yang mereka rasakan sambil makan perlahan demi perlahan tapi entah kenapa mata ku perih, sulit menahan genangan dimata ini berkaca-kaca walau tak menetes hatipun gemetar melihat keadaan anak itu. Selang beberapa lama kamipun selesai makan lalu anak itu diluar bicara padaku terimakasih da/kak, akupun tertunduk malu menjawab perlahan ucapannya ”ya, gimana aku tak malu dengan ucapannya itu bukannya dia yang seharusnya berterima kasih padaku malahan aku yang seharusnya berterimakasih padanya, karna dia telah membuat hatiku lega dari sebelumnya, telah dapat membuat mataku berkaca-kaca sedih manum bahagia, rasa yang sudah lama tak kurasakan lagi tapi kudapatkan disini, ingin mulut ini berucap apa yang dia ucapkan padaku namu dia tak akan mengerti betapa nikmat yang diberikan Allah melaluinya padaku.

Mungkin karna dia masih terlalu kecil belum untuk mengerti akan hal itu. Semua penumpangpun naik termasuk teman kecil tadi dan mobilpun berjalan. Ku duduk sambil memandangi alam namun sedih masih terasa tapi lega dan bahagia,. Dan tak beberapa lama perjalanan yang cukup panjang sampai juga di kota padang tercinta aku turun duluan dari teman kecil tadi Alhamdulillah tiba dengan selamat, Terima kasih pada Allah dan terimakasih pada teman kecil walau tak ku lisankan namun semua kutuliskan juga untuk teman-teman kecilku,. Bahwasannya akulah yang seharusnya berucap terimakasih padamu, maafkan aku yang tak terucapkan hal itu namun tulisan ini moga-moga menyampaikan segalanya. Sungguh perjalanan yang memberi kesan dan bermakna. by : ro_ky p

2 komentar:

  1. Banyak orang beranggapan smua harta yg ia miliki itu miliknya sendiri dan masih belum cukup untuk dikeluarkan, sehingga banyak alasan mereka untuk menunda mengeluarkan bahkan berkilah mengeluarkannya (kan masih belum wajib,belum sampai nisabnya Koq!?, pendapatan kami pas2an,dan banyak lagi alasan2 yg semakin diulas semakin keliatan "maap" pelitnya,,.

    Hanya sebagian yg menyadari itu semua hanya titipan. kan DIA tidak menyuruh sampai nisabnya, sampai cukup, sampai mampu tapi Dia menekankan "SEBAGIAN HARTAMU" ulangi SE-BA-GI-AN HARTAMU, bukan 10%. Dia yg Maha Memberi Rezki dan Maha Membalas. Dia menyuruh, menjamin dan itu di tuangkan lebih dari 1 ayat dalam alquran.jadi teruslah untuk berbagi "KAWAN".

    banyak orng yg sibuk ksana kemari bahkan mengorbankan waktu, pikiran, harta, dan segalanya untuk mencari kebahagian yg sesungguhnya tanpa disadari sebenarnya kebahagian itu berada di Pikiran dan Hati mereka, sedangkan harta adalh media penghubungnya, TERIMAKASIH Tuhan atas pikiran dan hati yg Kau berikan hari ini, sehingga hamba-Mu ini masih Kau berikan kepekaan untuk melihat dan merasakannya...
    mungkin inilah hakikat nikmat & kebahagiaan yg sesungguhnya.. "Right.net"

    BalasHapus

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
| www.rockypebra.cu.cc |